Loading...
world-news

Struktur bakteri - Bakteri & Archaea Materi Biologi Kelas 10


Bakteri adalah salah satu bentuk kehidupan paling sederhana sekaligus paling melimpah di bumi. Walaupun ukurannya sangat kecil, keberadaan bakteri memiliki peran penting dalam ekosistem, kesehatan manusia, maupun berbagai bidang industri. Untuk memahami cara kerja dan peran bakteri, kita perlu mengenali struktur tubuhnya.

Tidak seperti sel eukariotik (sel tumbuhan, hewan, atau manusia) yang memiliki inti sel sejati, bakteri tergolong dalam prokariota, yaitu organisme bersel tunggal yang tidak memiliki membran inti. Struktur tubuhnya sederhana, tetapi sangat efisien dalam menjalankan fungsi kehidupan, mulai dari metabolisme, pertumbuhan, hingga reproduksi.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai struktur bakteri, baik bagian internal maupun eksternal, serta fungsi masing-masing komponennya.

Karakteristik Umum Struktur Bakteri

Sebelum membahas bagian-bagian detailnya, ada baiknya memahami ciri umum struktur sel bakteri:

  1. Ukuran kecil
    Diameter rata-rata bakteri berkisar antara 0,2–2 mikrometer, jauh lebih kecil dibanding sel eukariotik yang rata-rata berukuran 10–100 mikrometer.

  2. Tidak memiliki inti sejati
    Materi genetik (DNA) bakteri berada di dalam sitoplasma pada daerah yang disebut nukleoid, bukan dalam membran inti.

  3. Dinding sel yang kuat
    Sebagian besar bakteri memiliki dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan, memberi bentuk dan melindungi dari tekanan osmotik.

  4. Reproduksi sederhana
    Bakteri berkembang biak terutama melalui pembelahan biner, yaitu satu sel membelah menjadi dua sel identik.

  5. Struktur tambahan
    Beberapa bakteri memiliki kapsul, flagela, atau pili yang membantu mereka bertahan hidup dalam kondisi ekstrem atau berinteraksi dengan lingkungannya.

Struktur Eksternal Bakteri

1. Kapsul

Kapsul adalah lapisan terluar berupa selubung lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri tertentu. Tidak semua bakteri memilikinya.

Fungsi kapsul:

  • Melindungi dari fagositosis oleh sel imun inang.

  • Membantu melekat pada permukaan (biofilm).

  • Menyimpan air sehingga mencegah kekeringan.

Contoh: Klebsiella pneumoniae memiliki kapsul tebal yang membuatnya lebih virulen.

2. Dinding Sel

Dinding sel bakteri adalah struktur keras yang terbuat dari peptidoglikan (murein).

Fungsi dinding sel:

  • Memberi bentuk pada bakteri.

  • Melindungi dari tekanan osmotik.

  • Menjadi target utama antibiotik, misalnya penisilin yang menghambat sintesis peptidoglikan.

Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dibedakan menjadi:

  • Gram positif: peptidoglikan tebal, berwarna ungu saat pewarnaan Gram.

  • Gram negatif: lapisan peptidoglikan tipis, ditambah membran luar yang mengandung lipopolisakarida (LPS).

3. Membran Plasma

Membran plasma adalah lapisan tipis fosfolipid ganda yang terletak di bawah dinding sel.

Fungsi membran plasma:

  • Mengatur transportasi zat keluar masuk sel.

  • Menjadi tempat enzim respirasi seluler karena bakteri tidak memiliki mitokondria.

  • Menjadi lokasi pembentukan energi (ATP).

4. Flagela

Flagela adalah struktur berbentuk cambuk yang digunakan bakteri untuk bergerak.

Jenis flagel berdasarkan jumlah dan letak:

  • Monotrik: satu flagel di salah satu ujung.

  • Lofotrik: sekelompok flagel pada satu ujung.

  • Amfitrik: flagel di kedua ujung.

  • Peritrik: flagel tersebar di seluruh permukaan.

Fungsi:

  • Membantu bergerak menuju nutrisi (kemotaksis).

  • Menghindari zat berbahaya.


5. Pili dan Fimbriae

Pili adalah struktur seperti rambut halus di permukaan bakteri. Ada dua jenis:

  • Fimbriae: jumlah banyak, berfungsi melekat pada permukaan atau sel inang.

  • Pilus seks: lebih panjang, hanya satu atau beberapa, berperan dalam transfer materi genetik (konjugasi).

Struktur Internal Bakter

1. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung berbagai molekul organik, ion, enzim, serta ribosom.

Fungsi sitoplasma:

  • Menjadi tempat berlangsungnya reaksi metabolisme.

  • Menyimpan cadangan makanan (butiran glikogen, polifosfat, sulfur).

2. Nukleoid

Nukleoid adalah daerah dalam sitoplasma tempat DNA utama bakteri berada. DNA bakteri umumnya berbentuk melingkar (sirkuler).

Ciri-ciri:

  • Tidak dibungkus membran inti.

  • Mengandung informasi genetik untuk pertumbuhan dan metabolisme.


3. Plasmid

Plasmid adalah DNA kecil berbentuk sirkuler di luar kromosom utama.

Fungsi plasmid:

  • Menyimpan gen tambahan seperti gen resistensi antibiotik.

  • Dapat berpindah antar bakteri melalui konjugasi.


4. Ribosom

Bakteri memiliki ribosom berukuran 70S (terdiri dari subunit 50S dan 30S).

Fungsi ribosom:

  • Tempat sintesis protein.

  • Menjadi target antibiotik tertentu (misalnya tetrasiklin dan streptomisin).

5. Inklusi Sitoplasmik

Beberapa bakteri menyimpan cadangan nutrisi dalam bentuk inklusi, seperti:

  • Granula polisakarida (glikogen).

  • Granula polifosfat (volutin).

  • Butiran sulfur.

  • Karboksisom (untuk fiksasi karbon pada bakteri fotosintetik).

6. Endospora

Endospora adalah struktur bertahan hidup yang dibentuk oleh bakteri Gram positif tertentu (misalnya Bacillus dan Clostridium).

Fungsi:

  • Bertahan dalam kondisi ekstrem: panas, radiasi, kekeringan, atau bahan kimia beracun.

  • Dapat bertahan hingga ratusan tahun.

Peran Struktur Bakteri dalam Kehidupan

Struktur sederhana bakteri ternyata memberikan banyak keuntungan adaptif:

  1. Kapsul → meningkatkan kemampuan patogenik.

  2. Flagela → membantu kolonisasi dan penyebaran.

  3. Plasmid → memungkinkan bakteri cepat beradaptasi terhadap antibiotik.

  4. Endospora → memastikan kelangsungan hidup dalam kondisi ekstrem.

Inilah yang membuat bakteri mampu hidup di berbagai lingkungan: dari dalam tanah, air panas, hingga dalam tubuh manusia.

Struktur bakteri, meskipun tampak sederhana, sebenarnya sangat kompleks dan fungsional. Komponen eksternal seperti kapsul, dinding sel, flagela, dan pili berperan dalam perlindungan serta interaksi dengan lingkungan. Sementara itu, komponen internal seperti nukleoid, plasmid, ribosom, dan endospora memastikan bakteri dapat tumbuh, berkembang, dan bertahan hidup dalam berbagai kondisi.

Memahami struktur bakteri bukan hanya penting untuk ilmu biologi, tetapi juga krusial bagi bidang kedokteran, farmasi, dan bioteknologi. Pengetahuan ini menjadi dasar dalam pengembangan antibiotik, vaksin, hingga pemanfaatan bakteri dalam industri pangan maupun lingkungan.